Senin, 16 Mei 2011

TEKNIK MEMBUAT PERENCANAAN PEMBELAJARAN DENGAN PEMANFAATAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

TEKNIK MEMBUAT PERENCANAAN PEMBELAJARAN DENGAN PEMANFAATAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN


MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mandiri Pada Mata Kuliah Landasan Teknologi Pendidikan

Oleh:
ASEP KHAIDIR ARPAN
NIM. 55 2010 0258

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM AS-SYAFIIYAH
JAKARTA
2011



KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb.
     Segala Puji dan Syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Teknik Membuat Perencanaan Pembelajaran Dengan Pemanfaatan Teknologi Pendidikan". Shalawat dan salam semoga selalu dilimpahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW.
     Maksud dan tujuan dari makalah ini adalah untuk memenui salah satu tugas mandiri pada mata kuliah Landasan Teknologi Pendidikan Program Pascasarjana Jurusan Teknologi Pendidikan Universitas Islam As-Syafiiyah Jakarta.
      Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan ilmu yang dimiliki, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak.
    Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan umumnya bagi semua pihak yang memerlukannya, Amiin.
Wassalamualaikum wr.wb.

                                                                                                                                Cianjur, Mei 2011

                                                                                                                                Penulis





DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
I.     Pendahuluan
       1.1 Latar Belakang
       1.2 Tujuan
II.   Kajian Teori
       2.1 Definisi Perencanaan Pembelajaran
       2.2 Teknologi Pendidikan dan Peranannya
III.  Pembahasan
       3.1 Teknik Membuat Perencanaan Pembelajaran
IV. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA




BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang
      Komputer mempunyai peranan yang sangat penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang mencakup tutor, tutee dan tools dalam implementasi dan aplikasi bidang ilmu lain maupun dalam pengembangan IPTEK itu sendiri. Saat ini komputer bukan lagi merupakan barang mewah, alat ini sudah digunakan di berbagai bidang pekerjaan seperti halnya pada bidang pendidikan. Pada awalnya komputer dimanfaatkan di sekolah sebagai penunjang kelancaran pekerjaan bidang administrasi (Tata Usaha) dengan memanfaatkan software Microsoft word, excel dan access. Seiring waktu komputer mengalami perkembangan yang pesat di kalangan pendidikan, sehingga muncullah mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi di tingkat SMP dan SMA. Dengan masuknya materi Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam kurikulum baru, maka peranan komputer sebagai salah satu komponen utama dalam TIK mempunyai posisi yang sangat penting sebagai salah satu media pembelajaran.
     Dibandingkan di kalangan negara berkembang seperti Malaysia, Singapupura, dan Thailand, negara kita masih terlihat bahwa kualitas pendidikan kita rendah, bahkan sangat rendah, sangat memprihatinkan kita semua, terutama kita yang bergelut dalam dunia pendidikan. Melihat kenyataan ini menunjukkan kepada kita akan kegagalan proses pendidikan yang kita laksanakan selama ini. Pertanyaannya adalah apa yang salah dalam sistem pendidikan kita? Lebih khusus adalah apa yang salah dalam pembelajaran di kelas? Jawaban atas pertanyaan ini patut kita temukan melalui suatu analisis yang mendalam dan komprehensif; tanpa harus saling menyalahkan dan merasa pihaknya yang paling benar dan telah melaksanakan tugas dengan baik.
    Masalah di atas perlu kita kaji bersama, dengan harapan bahwa guru harus lebih menekankan sikap profesionalisme dan proporsionalisme dalam pembelajaran. Dengan memanfaatkankan sarana dan prasarana yang dimiliki di lembaga secara aktif dan inovatif. Dengan berkembanganya teknologi menjadi tolak ukur bagi peningkatan mutu pendidikan. Hasil teknologi harus digunakan dan dikuasai secara efektif demi terwujudnya hasil belajar siswa yang baik. Dengan melihat isi dari kurikulum KTSP, kita harus mengintegrasikan teknologi dalam proses pembelajaran di sekolah bukan hanya untuk mata pelajaran teknologi dan informasi saja. Melihat kondisi perkembangan teknologi semakin cepat, kita harus mempersiapkan diri dan melakukan perencanaan yang matang dalam mengimplementasikan mata pelajaran di sekolah. Jika kita tidak memulainya sekarang maka sekolah sebagai salah satu institusi pendidikan akan tertinggal oleh sekolah lain. Jika ini terjadi, usaha kita akan semakin berat untuk mensejajarkan sekolah dengan negara lain. Di satu sisi, kita sedang berusaha mengejar ketertinggalan dalam pendidikan, di sisi lain pemberdayaan sarana dan prasarana kita tertinggal semakin jauh. Mengamati Program Pengembagan teknologi yang dilakukan pemerintah untuk mengejar ketertinggalan pemanfaatan teknologi di sekolah dari negara lain, saat ini pemerintah berusaha mengembangkan perbaikan dengan berbagai program mulai dari kurikulum, perbaikian sistem, peningkatan kompetensi guru sehingga dapat mengimplementasikan proses pendidikan yang tepat, cepat dan berkualitas.

1.2 Tujuan
      1. Tujuan Umum
        Tujuan secara umum penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan, untuk membuat teknik   perencanaan pembelajaran yang efektif sesuai dengan tingkat perkembangan siswa dan materi pembelajaran.
      2. Tujuan Khusus 
  • Memotivasi kemampuan guru untuk bisa beradaptasi dan mengantisipasi perkembangan teknologi, sehingga guru bisa melaksanakan dan menjalani aktifitas kehidupan sehari-hari secara mandiri dan lebih percaya diri.
  • Mengembangkan kompetensi guru dalam menggunakan teknologi sebagai media dalam pembelajaran, bekerja, dan berbagai aktifitas dalam kehidupan sehari-hari
  • Mengembangkan kemampuan mengajar secara mandiri, berinisiatif, inovatif, kreatif, dan bertanggungjawab dalam penggunaan teknologi untuk pembelajaran.



BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Definisi Perencanaan Pembelajaran
      Perencanaan berasal dari kata rencana. Menurut Wikipedia Bahasa Indonesia, rencana adalah hasil proses perencanaan berupa daftar ketetapan tentang langkah tindakan di masa depan menyangkut kegiatan apa, siapa pelaksananya, di mana, kapan jadualnya dan berapa sumberdaya yang akan digunakan, serta pelbagai keterangan mengenai tolok ukurnya, dalam rangka mencapai hasil. Sedangkan menurut para ahli, perencanaan dapat didefinisikan sebagai berikut:
a. Herbert Simon (1996)
    Perencanaan adalah sebuah proses pemecahan masalah, yang bertujuan adanya solusi dalam suatu pilihan.
b. Gordon Rowland (1993)
   Perencanan bukan hanya membantu untuk mencipkan solusi tapi juga membantu untuk lebih memahami permasalahan itu sendiri, jadi sebuah usulan lebih diutamakan dibanding informasi awal. Proses perencaan menggiring kita untuk berfikir kembali atau merangkai masalah kembali.
c. See Sabon (1987)
   Perencanaan membantu kita melihat masalah dalam pemikiran yang baru, pandangan yang berbeda dari yang lain, dan lebih baik dalam memahami masalah yang kompleks
menjadi lebih sederhana.
d. Cristoper Clark (1995)
    Baginya guru adalah perencana, jadi guru yang profesional, aktif, siap untuk memberikan pembelajaran dan dengan cara penyampaian yang unik adalah guru yang punya perencanaan baik.

      Pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa perencanaan adalah suatu proses pemecahan masalah untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Sedangkan perencanaan pembelajaran adalah proses membantu guru secara sistematik dan menganalisis kebutuhan pelajar dan menyusun kemungkinan yang berhubungan dengan kebutuhan. 
       Usaha guru dalam proses pembelajaran merupakan bagian yang sangat penting dalam mencapai keberhasilan tujuan pembelajaran yang sudah direncanakan. Oleh karena itu pemilihan berbagai metode, strategi, pendekatan serta teknik pembelajaran merupakan suatu hal yang utama. Dalam pembelajaran, apabila guru masih menggunakan paradigma pembelajaran lama dalam arti komunikasi dalam proses pembelajaran cenderung berlangsung satu arah umumnya dari guru ke siswa, guru lebih mendominasi pembelajaran maka pembelajaran cenderung monoton sehingga mengakibatkan peserta didik (siswa) merasa jenuh. Oleh karena itu dalam proses pembelajaran, guru hendaknya lebih memilih berbagai variasi pendekatan, strategi, metode yang sesuai dengan situasi sehingga tujuan pembelajaran yang direncanakan akan tercapai. Perlu diketahui bahwa baik atau tidaknya suatu pemilihan model pembelajaran akan tergantung kepada tujuan pembelajarannya, kesesuaian dengan materi pembelajaran, tingkat perkembangan peserta didik (siswa), kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran serta mengoptimalkan sumber-sumber belajar yang ada.

2.2 Teknologi Pendidikan dan Peranannya
        Teknologi pendidikan merupakan pengembangan, penerapan, dan evaluasi atas system, teknik, serta alat bantu (media) untuk meningkatkan proses pembelajaran.
      Peranan teknologi pendidikan terjadi dengan proses berulang dan pendekatan system sebagai alur berpikir dalam merancang situasi belajar mengajar dengan memanfaatkan metode dan teknik pembelajaran yang dianggap sesuai dengan tujuan belajar.




BAB III
PEMBAHASAN

      Teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalnya metode ceramah pada kelas dengan jumlah yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri yang tentunya secara teknis berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas. Demikian pula dengan menggunakan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda pada siswa yang tergolong aktif dengan kelas yang siswanya pasif. Dalam hal ini guru harus berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama.

3.1 Teknik Membuat Perencanaan Pembelajaran
a. Membuat Judul
    Membuat judul biasanya ditulis dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

b. Menentukan identitas
    Identitas dalam RPP meliputi asal sekolah, kelas dan semester, dan alokasi waktu

c. Standar Kompetensi, ditulis sesuai silabus

d. Kompetensi dasar, ditulis sesuai silabus

e. Tujuan Pembelajaran
    Tujuan pembelajaran ditulis berdasarkan Kompetensi dasar (KD), bisa merupakan rincian dari indikator

f.  Materi Pembelajaran
    Materi pembelajaran ditulis secara singkat sesuai dengan tujuan pembelajaran

g. Metode Pembelajaran
   Penggunaan metode pembelajaran disesuaikan dengan materi dan tujuan pembelajaran. Pastikan dalam pemilihan metode diharapkan siswa aktif di kelas

h. Langkah-langkah Pembelajaran
    Untuk langkah-langkah pembelajaran terdiri dari tiga langkah, yaitu:
1. Kegiatan awal
   Terdiri dari apersepsi, terdapat pertanyaan untuk memotivasi siswa, dan informasi tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan
2. Kegiatan Inti
    Terdiri dari ekplorasi, elaborasi dan komfirmasi dengan tujuan:
    a. Berfokus pada siswa, jadi siswa aktif.
    b. Merupakan pengalaman belajar.
    c. Rinci dan sistematis.
    d. Langkah-langkah untuk mencapai indikator dan KD.
3. Kegiatan akhir
    Terdiri dari refleksi, kesimpulan hasil pembelajaran dari guru, dan evaluasi

i. Alat/Bahan dan Sumber belajar
1. Alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.  Misalnya: TV, radio, tape recorder, teks, dan charta, dan computer.
2. Sumber belajar yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Misalnya: media cetak (buku, majalah, koran, buletin, tabloit, dll.); media elektronika (radio, televisi, internet); media lingkungan (taman, pasar, dll.),

j. Evaluasi/Penilaian
Evaluasi terdiri dari:
1. Tes, tes yang ditulis harus sesuai dengan tujuan pembelajaran. Bentuk tes terdiri dari soal pilihan ganda (PG), soal pengamatan dan soal uraian.
2. Soal tes dilakukan setelah proses pembelajaran berakhir
3. Kunci jawaban
4. Skor dan rublik harus disertakan
5. Untuk pengamatan harus dilakukan secara kelompok dengan menggunakan metode diskusi



BAB IV
KESIMPULAN

     Teknik pembelajaran yang berdasarkan kurikulum KTSP idealnya harus ditunjang dengan sarana dan prasarana yang memadai. Hal ini dibuktikan dengan media pembelajaran yang ada bias memberikan nilai positif serta proses pembelajaran yang efektif. Pemanfaatan teknologi pada masa sekarang harus dikuasai dan dipergunakan oleh pendidik (guru), karena selain meningkatkan kompetensi guru, juga dituntut bekerja secara profesional yang aktif, kreatif dan inovatif dalam membuat perencanaan pembelajaran sehingga mencapai tujuan yang diharapkan.




DAFTAR PUSTAKA

Muhibbin Syah, 2002, Psikologi Pendidikan (pendekatan Baru), Remaja Rosdakarya: Bandung.

Pupuh Pathurahman, 2001 Strategi Belajar Mengajar, Tunas Nusantara: Bandung.

ModulTP.DSP/home-modulkb1rev.doc.

Cara Membuat RPP yang Benar, http://smpn1lawang.blogspot.com/2007/11/teknik-bermain-bola-basket-yang-menark.html.

Makalah Tentang Model Pembelajaran Kooperatif, http://makalah-gratis.blogspot.com/2010/03/makalah-pendidikan-makalah-tentang.html.

Teknik Pembelajaran, http://wawan-satu.blogspot.com/2009/10/definis-teknik-pembelajaran.html.

MEDIA PEMBELAJARAN SEBAGAI PILIHAN DALAM STRATEGI PEMBELAJARAN


MEDIA PEMBELAJARAN SEBAGAI PILIHAN DALAM STRATEGI PEMBELAJARAN


Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata kuliah
Landasan Teknologi Pendidikan MTP-515





Oleh : KELOMPOK  8


ANI MUHARYANI         NIM : 55 2010 0251
EUIS KARWATI          NIM : 55 2010 0242
ASEP KHAIDIR ARPAN    NIM  : 55 2010 0258


PROGRAM MAGISTER TEKNOLOGI PENDIDIKAN
UNIVERSITAS AS-SYAFI’IYAH
JAKARTA
2011


KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur hanya bagi Allah SWT, yang telah memberikan taufiq dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini.
Shalawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan alam yakni Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, para sahabatnya, para tabi’in dan tabi’at dan sampai kepada kita selaku umatnya.
Tak lupa saya haturkan terima kasih kepada yang terhormat Bapak  Dosen mata kuliah Landasan Teknologi Pendidikan yang telah memberikan tugas kepada kami harus lebih giat lagi dan bersungguh-sungguh dalam belajar. Tak lupa kepada semua sahabat-sahabat yang telah membantu dan memberikan dukungan sehingga dapat terselesaikan makalah ini.
Bahasan makalah ini mencakup lima kata kunci yaitu : pengertian media, pembelajaran, media pembelajaran, strategi dan strategi pembelajaran.
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam penjelasannya bahkan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kami mohon kepada bapak Dosen atau sahabat-sahabat dan siapa saja yang dapat memberikan arahan dan bimbingan untuk penulisan selanjutnya.



Cianjur,   April 2011.
Penulis







DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii

BAB I       PENDAHULUAN
A. .. Latar Belakang............................................................................... 1
B. .. Tujuan Penulisan............................................................................ 2

BAB II      KAJIAN TEORI
A. .. Media Pembelajaran....................................................................... 3
B. .. Strategi Pembelajaran..................................................................... 6

BAB III    PEMBAHASAN.................................................................................. 8

BAB  IV   KESIMPULAN.................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 13















BAB I
PENDAHULUAN

A.       Latar Belakang
Seperti telah kita pahami bahwa tugas utama guru ialah mengajar yang berarti membelajarkan siswa untuk mencapai tujuan tertentu atau kompetensi. Tujuan atau kompetensi tersebut telah dirumuskan dalam kurikulum yang berfungsi sebagai pedoman pelaksanaan proses pembelajaran. Yang menjadi persoalan adalah bagaimana melaksanakannya di dalam proses belajar mengajar atau proses pembelajaran agar tujuan atau kompetensi yang diharapkan tercapai. Dalam proses pembelajaran yang menjadi persoalan pokok ialah bagaimana memilih dan menggunakan media dan strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran menentukan jenis interaksi di dalam proses pembelajaran.
Selain itu tingkat keefektifan pembelajaran di sekolah dasar salah satunya dipengaruhi oleh kemampuan guru menerapkan asas kekonkretan dalam mengelola proses pembelajaran. Maksudnya, guru harus mampu menjadikan apa yang diajarkannya sebagai sesuatu yang konkret (nyata) sehingga mudah dipahami oleh siswa. Hal ini sesuai dengan tingkat perkembangan siswa usia sekolah dasar yang masih berada pada masa konkret. Untuk mewujudkan asas kekonkretan dalam pembelajaran di sekolah dasar dibutuhkan adanya media pembelajaran yang tepat.
Untuk itu judul dari makalah ini adalah “Media Pembelajaran sebagai pilihan dalam Strategi Pembelajaran” dan yang menjadi bahasannya adalah berbagai hal yang terkait dengan pengembangan media pembelajaran dalam proses pembelajaran yang menunjang strategi pembelajaran yang efektif di Sekolah Dasar.




B.        Tujuan Penulisan
Tujuan secara khusus penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Landasan Teknologi Pendidikan dengan kode MTP-515. Sedangkan tujuan secara umum untuk mengungkap mengenai media pembelajaran sebagai pilihan dalam strategi pembelajaran sehingga kami mendapat gambaran yang jelas dan lebih memahaminya yang akhirnya dapat kita terapkan dalam proses belajar mengajar sehari-hari sesuai dengan profesi yang kita jalani.























BAB II
KAJIAN TEORI

A.       Media Pembelajaran
Menurut Heinich, dkk. (1993) media merupakan alat saluran komunikasi. Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata “medium”yang secara harfiah berarti “perantara”, yaitu perantara sumber pesan (a source) dengan penerima pesan (a receiver). Heinich mencontohkan media ini, seperti film, televisi, diagram, bahan tercetak (printed materials), komputer, dan instruktur. Contoh media tersebut bisa dipertimbangkan sebagai, media pembelajaran jika membawa pesan-pesan (messages) dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Heinich juga mengaitkan hubungan antara media dengan pesan dan metode (methods) dalam proses pembelajaran yang digambarkan sebagai berikut.


 




                                             Metode

Gambar 1
Hubungan Media dengan Pesan dan Metode Pembelajaran

Bagan di atas menunjukan bahwa dalam proses pembelajaran itu terdapat pesan-pesan yang harus dikomunikasikan. Pesan tersebut biasanya merupakan isi dari suatu topik pembelajaran. Pesan-pesan tersebut disampaikan oleh guru kepada siswa melalui suatu media dengan menggunakan prosedur pembelajaran tertentu yang disebut metode.
Selain pengertian media yang telah diuraikan di atas, masih terdapat pengertian lain yang dikemukakan oleh beberapa ahli berikut ini.

1.      Teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan Pembelajaran (Schramm,1977)
2.      Sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti buku,  film, video, slide, dan sebagainya (Briggs, 1977)
3.      Sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang dengar,   termasuk teknologi perangkat kerasnya (NEA, 1969).

Dari beberapa pengertian diatas maka sudah dapat diperkirakan pentingnya peranan media dalam suatu proses pembelajaran. Kegiatan pembelajaran itu sendiri pada hakikatnya merupakan proses komunikasi. Dalam proses komunikasi, biasanya guru berperan sebagai komunikator (communicator) yang bertugas menyampaikan pesan/bahan ajar (messages) kepada siswa. Siswa dalam hal ini bertindak sebagai penerima pesan (communicant). Agar pesan atau bahan ajar yang disampaikan guru dapat diterima oleh siswa maka diperlukan wahana penyalur pesan, yaitu media pembelajaran. Apabila proses tersebut divisualisasikan akan tampak pada.


 



Gambar 2
Gambar 2.  Proses Komunikasi dalam Pembelajaran

Dalam sistem pembelajaran modern saat ini, siswa tidak hanya berperan sebagai komunikan atau penerima pesan, bisa saja siswa bertindak sebagai komunikator atau penyampai pesan. Dalam kondisi seperti itu maka terjadi apa yang disebut dengan komunikasi dua arah (two way traffic communicattion) bahkan komunikasi banyak arah (multy way traffic communication). Dalam bentuk komunikasi pembelajaran manapun sangat dibutuhkan peran media untuk lebih meningkatkan tingkat keefektifan pencapaian tujuan/kompetensi. Artinya, proses pembelajaran tersebut akan terjadi apabila ada komunikasi antara penerima pesan dengan sumber/ penyalur pesan lewat media tersebut. Menurut Berlo (1960), komunikasi tersebut akan efektif jika ditandai dengan adanya area of experience atau daerah pengalaman yang sama antara penyalur pesan dengan penerima pesan.
Gambar 3 memperlihatkan kepada kita bahwa media pembelajaran (M) dapat memperluas area of experience guru (G) sebagai sumber atau penyalur pesan dan siswa (S) sebagai penerima pesan. Daerah pengalaman atau area of experience pada gambar tersebut ditandai dengan bagian yang di arsir. Semakin meluas/melebar daerah pengalaman tersebut atau semakin mendekati kesamaan maka komunikasi pembelajaran semakin efektif. Namun, proses komunikasi tersebut baru terjadi setelah adanya reaksi atau balikan (B), dalam hal ini penerima pesan berubah fungsinya menjadi sumber pesan.
Media pembelajaran selalu terdiri atas dua unsur penting, yaitu unsur peralatan atau perangkat keras (hardware) dan unsur pesan yang dibawanya (message/software). Dengan demikian, perlu sekali Anda perhatikan bahwa media pembelajaran memerlukan peralatan untuk menyajikan pesan, namun yang terpenting bukanlah peralatan itu, tetapi pesan atau informasi belajar yang dibawakan oleh media tersebut.
Coba Anda perhatikan Gambar 4 berikut ini.


 



                                                         Gambar 4.
                                          Unsur-unsur Media Pembelajaran

Perangkat lunak (software) adalah informasi atau bahan ajar itu sendiri yang akan disampaikan kepada siswa, sedangkan perangkat keras (hardware) adalah sarana atau peralatan yang digunakan menyajikan pesan/bahan ajar tersebut. Untuk lebih jelasnya, sebaiknya perhatikan contoh sederhana berikut ini.
Pesawat televisi yang tidak mengandung pesan/bahan ajar belum bisa disebut media pembelajaran, itu hanya peralatan saja atau perangkat keras saja. Agar dapat disebut sebagai media pembelajaran maka pesawat televisi tersebut harus mengandung informasi atau pesan atau bahan ajar yang akan disampaikan. Ada pengecualian, apabila Anda menggunakan pesawat televisi sebagai alat peraga untuk menerangkan tentang komponen-komponen yang ada dalam pesawat televisi dan cara kerjanya maka pesawat televisi yang anda gunakan tersebut dapat berfungsi sebagai media pembelajaran.

B.        Strategi Pembelajaran
Pembelajaran merupakan terjemahan dari kata “intruction” yang dalam. Bahasa Yunani disebut intructus atau “intrruere” yang berarti menyampaikan pikiran, dengan demikian arti intruksional adalah menyampaikan pikiran, atau ide yang telah diolah secara bermakna melalui pembelajaran. Pengertian ini lebih mengarah kepada guru sebagai pelaku perubahan.
Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antarpeserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar (BSNP, 2006: 16).
Dalam pengertian lain, Pembelajaran disebut juga kegiatan pembelajaran (instruksional) adalah usaha mengelola lingkungan dengan sengaja agar seseorang membentuk diri secara positif tertentu dalam kondisi tertentu (Miarso, 2004: 528) Jadi inti dari pembelajaran adalah segala upaya yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses belajar pada diri peserta didik.
Strategi adalah ; a) ilmu siasat perang; b) siasat perang; c) bahasa pembicaraan akal (tipu muslihat) untuk mencapai suatu maksud atau tujuan tertentu (Moeliono, 1988: 859).  Maka strategi identik dengan teknik, siasat berperang, namun apabila digabungkan dengan kata pembelajaran (startegi pembelajaran) dapat dipahami sebagai suatu cara atau seperangkat cara atau teknik yang dilakukan dan ditempuh oleh seorang guru atau peserta didik dalam melakukan upaya terjadinya suatu perubahan tingkah laku atau sikap. Oleh karena itu, strategi pembelajaran merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan peserta didik agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien (Kemp,1995).
Di sisi lain, strategi pembelajaran adalah pendekatan menyeluruh pembelajaran dalam suatu sistem pembelajaran yang berupa pedoman umum dan kerangka kegitan untuk mencapai tujuan umum pembelajaran yang dijabarkan dari pandangan falsafah dan atau teori belajar tertentu (Miarso;2004:530).
Menurut Joni (1992/1993) bahwa strategi adalah ilmu atau kiat di dalam memanfaatkan segala sumber yang dimiliki dan atau yang dapat dikerahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Joni (1992/1993) juga mengemukakan bahwa yang menjadi acuan utama dalam penentuan strategi pembelajaran adalah tercapainya tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, segala kegiatan pembelajaran yang dilakukan yang tidak berorientasi pada pencapaian tujuan pembelajaran tidak dapat dikategorikan sebagai strategi pembelajaran.


BAB III
PEMBAHASAN

Ketika saya melakuan supervisi ke tiap kelas di sekolah yang saya pimpin, dalam suatu kelas, seorang guru laki-laki menunjukan sebuah gambar berukuran poster dihadapan murid-muridnya. Gambar tersebut adalah tentang peristiwa tawuran antar pelajar. Di dalamnya tampak seorang anak terkapar berlumuran darah karena terkena lemparan batu sementara teman-temannya yang lain sedang baku hantam dengan anak-anak dari sekolah lain. Pak guru menuturkan peristiwa tawuran dan akibat-akibatnya yang merugikan, sambil memperlihatkan gambar tersebut di depan murid-muridnya. Anak-anak memperhatikan dengan seksama gambar tersebut seolah hanyut dalam cerita pak guru. Mereka bukan hanya mendengar cerita, tetapi seakan-akan merasakan penderitaan anak yang terkapar tadi.
Di kelas lain, seorang guru wanita menunjukkan sebuah gambar berbagai aneka hewan berdasarkan proses perkembangbiaknya. Gambar tersebut berukuran sebesar poster. Tampaknya ia mengambil gambar-gambarnya dari majalah dan menempelkannya pada sebuah karton. Ia ingin memperlihatkan kepada murid-muridnya berbagai macam hewan berdasarkan perkembangbiakannya yang tengah mereka pelajari. Dengan melihat gambar tersebut, anak-anak tidak hanya membayangkan apa yang dijelaskan bu guru, tetapi mereka dapat langsung melihat objeknya melihat gambar. Hal ini akan menghindarkan kesalahan persepsi pada murid-murid.
Di hari yang lain seorang guru merancang pembelajarannya sebagai berikut.

Tujuan Pembelajarnnya   : “Siswa dapat menjelaskan ciri-ciri makhluk hidup”
Bahan Pelajaran               : Konsep Makhluk Hidup.
Rumusan Konsep            : Makhluk hidup adalah makhluk yang memerlukan  
                                            makanan, bergerak, tumbuh, berkembangbiak, dan
                                            bernafas. 

Proses Pembelajaran   :
a.     Mula-mula guru menuliskan rumusan konsep tersebut di papan tulis.
b.     Siswa diminta mengindentifikasi atribut-atributnya, yaitu memerlukan makan, bergerak, tumbuh, berkembangbiak, dan bernafas. Setiap atribut yang 
        dikemukakaan siswa ditulis di papan tulis (di bawah rumusan konsep).
c.     Siswa diminta menjelaskan tiap atribut dengan menggunakan berbagai contoh. Guru melengkapi atau menjelaskan lebih jauh pendapat siswa dengan
        menggunakan media pembelajaran.
d.    Lalu siswa diminta mengidentifikasikan jenis-jenis makhluk hidup dan atribut-atributnya.
Dan di akhir pembelajaran setelah melakukan evaluasi ternyata tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan tercapai.
Adapun di kelas yang lain seorang guru sedang melakukan proses pembelajaran dengan langkah-langkah kegiatan pembelajaran sebagai berikut.
a.          Siswa diminta untuk mengidentifikasi benda-benda yang ada di sekitarnya.
b.         Siswa diminta untuk menuliskan nama benda-benda tersebut di papan tulis sesuai dengan wujud benda.
c.          Siswa diminta untuk mengelompokkan benda-benda tersebut ke dalam kelompok benda padat, cair, dan gas. Apabila ada siswa yang salah dalam mengelompokkan benda-benda tersebut, guru dapat meminta siswa lain untuk membetulkannya.
d.         Siswa diminta untuk menuliskan jenis-jenis wujud benda.

Lain lagi dengan guru di kelas IV beliau mengajarkan mata pelajaran Pengetahuan Sosial dengan rencana pembelajarannya sebagai berikut.

Tujuan Pembelajaran    :    Siswa dapat menguraikan manfaat muka bumi di wilayah Indonesia yang terdiri dari daratan, pantai, dataran rendah, dataran tinggi, dan peraiaran.
Bahan Pembelajaran     :    Wilayah Negara Indonesia.


Proses Pembelajaran     :   
Sebelum pembelajaran berlangsung, guru telah mempelajari materi pelajaran dari berbagai sumber yang ada, kemudian membuat rangkuman antara lain :
a.          Guru menjelaskan materi pelajaran secara rinci kepada siswa. Pada saat menjelaskan, sebaiknya guru menggunakan alat peraga. Setelah selesai menjelaskan, guru melaksanakan tanya jawab untuk mengetahui pemahaman  siswa terhadap penjelasan yang diberikan.
b.         Siswa di bawah bimbingan guru menyimpulkan materi pelajaran tersebut.
c.          Siswa diminta mencatat materi pelajaran dan atau mempelajarinya kembali di rumah masing-masing.
Sementara  guru kelas V dalam mengajarkan mata pelajaran Matematika yang diarahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran: “Siswa dapat menentukan keliling lingkaran yang telah diketahui garis dengan menggunakan rumus keliling lingkaran”. Materi pelajaran yang sesuai dengan tujuan tersebut adalah “Rumus mencari Keliling Lingkaran”.
Proses pembelajaran yang terjadi adalah sebagai berikut :
a.         Seorang atau dua orang siswa diminta mengukur keliling sebuah lingkaran yang terbuat dari bambu, yang telah disiapkan guru dan disaksikan oleh teman-teman.
b.         Siswa tersebut diminta menuliskan hasil pengukurannya pada papan tulis (umpamanya 154 cm). Kegiatan seperti ini, jika diperlukan, dapat dilakukan kembali oleh siswa atau kelompok siswa lain (untuk lebih meyakinkan hasilnya).
c.         Siswa atau kelompok siswa lain diminta mengukur garis tengah lingkaran tadi dan menuliskan hasil pengukurannya pada papan tulis (umpamanya: 49 cm). Kegiatan ini pun bila diperlukan dapat dilakukan kembali oleh siswa atau kelompok siswa lain.
d.        Semua siswa diminta membagi bilangan 154 dengan bilangan 49. Hasil yang diperoleh adalah 3,14. Dengan demikian siswa menemukan rumus mencari keliling lingkaran ialah :
e.         Siswa diberi tugas menentukan keliling sebuah lingkaran yang lain yang telah  diketahui garis tengahnya (umpamanya : 14 cm).
Dari contoh tersebut siswa tidak hanya dapat menentukan keliling lingkaran yang telah diketahui garis tengahnya, tetapi juga mereka memahami betul mengapa rumus mencari keliling lingkaran = . Hal ini dapat terjadi karena siswa sendiri yang “menemukannya” bukan “disuapi” oleh guru.
Dari beberapa ilustrasi suasana belajar di atas, menunjukkan kepada kita bahwa media dapat membantu proses belajar mengajar. Pada ilustrasi pertama, perasaan anak-anak ikut hanyut dalam cerita pak guru mengenai penderitaan seorang anak korban tawuran. Jadi, dalam hal ini gambar dapat mempengaruhi perasaan bagi yang melihatnya apalagi ditambah cerita tentang gambar tersebut. Pada ilustrasi kedua anak-anak dapat melihat contoh konkret dari apa yang dijelaskan bu guru mengenai bermacam-macam hewan berdasarkan perkembangbiakannya. Dengan demikian gambar seolah-olah dapat mewakili benda yang sebenarnya. Begitu juga pada ilustrasi lainnya dengan Media Pembelajaran sebagai pilihan dalam Strategi Pembelajaran tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan efektif dan menyenangkan bagi siswa.
Dari ilustrasi di atas kita juga dapat pelajari bahwa media walaupun berupa gambar dapat dibuat dengan berbagai macam-macam cara, tergantung dari kebutuhan dan kreativitas guru sebagai pilihan dalam strategi pembelajaran.
Dari ilustrasi tadi juga jelas terlihat fungsi utama media pembelajaran, yaitu sebagai sarana bantu untuk mewujudkan situasi pembelajaran yang lebih efektif. Dengan fungsi itu, media pembelajaran harus dijadikan bagian integral dari keseluruhan proses pembelajaran itu sendiri. Dalam penggunaannya harus relevan dengan tujuan/kompetensi yang ingin dicapai dan bahan ajar, tidak diperkenankan menggunakannya hanya sekadar untuk permainan atau memancing perhatian siswa semata. Fungsi lain yaitu untuk mempercepat proses belajar sehingga diharapkan dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan mengurangi verbalisme (salah penafsiran).

BAB  IV
KESIMPULAN

Media pembelajaran pada hakikatnya merupakan saluran atau jembatan dari pesan-pesan pembelajaran (messages) yang disampaikan oleh sumber pesan (guru) kepada penerima pesan (siswa) dengan maksud agar pesan-pesan tersebut dapat diserap dengan cepat dan tepat sesuai dengan tujuannya.
Pemahaman terhadap konsep media pembelajaran tidak terbatas hanya kepada peralatan (hardware), tetapi yang lebih utama yaitu pesan atau informasi (software) yang disajikan melalui peralatan tersebut. Dengan demikian, konsep media pembelajaran itu mengandung pengertian adanya peralatan dan pesan yang disampaikannya dalam satu kesatuan yang utuh.
Fungsi utama media pembelajaran, yaitu sebagai sarana bantu untuk mewujudkan situasi pembelajaran yang lebih efektif. Dengan fungsi itu, media pembelajaran harus dijadikan bagian integral dari keseluruhan proses pembelajaran itu sendiri. Dalam penggunaannya harus relevan dengan tujuan/kompetensi yang ingin dicapai dan bahan ajar, tidak diperkenankan menggunakannya hanya sekadar untuk permainan atau memancing perhatian siswa semata. Fungsi lain yaitu untuk mempercepat proses belajar sehingga diharapkan dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan mengurangi verbalisme (salah penafsiran).








DAFTAR PUSTAKA

Miarso,         Yusufhadi. (2004). Menyemai benih Teknologi Pendidikan. Jakarta Pustekkom Diknas bekerjasama dengan Kencana

Bambang      Warsita. (2008). Teknologi Pembelajaran dan aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Nana  Sudjana dan  Ahmad  Rifai. (1990). Media Pengajaran. Bandung:  Sinar Baru.

Oemar  Hamalik. (1986). Media Pendidikan. Bandung: Alumni.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia.