Minggu, 17 Mei 2015





MEDIA PEMBELAJARAN SEBAGAI PILIHAN DALAM STRATEGI PEMBELAJARAN


Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata kuliah
Landasan Teknologi Pendidikan MTP-515





Oleh : KELOMPOK  8


ANI MUHARYANI         NIM : 55 2010 0251
EUIS KARWATI          NIM : 55 2010 0242
ASEP KHAIDIR ARPAN    NIM  : 55 2010 0258


PROGRAM MAGISTER TEKNOLOGI PENDIDIKAN
UNIVERSITAS AS-SYAFI’IYAH
JAKARTA
2011



KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur hanya bagi Allah SWT, yang telah memberikan taufiq dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini.
Shalawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan alam yakni Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, para sahabatnya, para tabi’in dan tabi’at dan sampai kepada kita selaku umatnya.
Tak lupa saya haturkan terima kasih kepada yang terhormat Bapak  Dosen mata kuliah Landasan Teknologi Pendidikan yang telah memberikan tugas kepada kami harus lebih giat lagi dan bersungguh-sungguh dalam belajar. Tak lupa kepada semua sahabat-sahabat yang telah membantu dan memberikan dukungan sehingga dapat terselesaikan makalah ini.
Bahasan makalah ini mencakup lima kata kunci yaitu : pengertian media, pembelajaran, media pembelajaran, strategi dan strategi pembelajaran.
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam penjelasannya bahkan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kami mohon kepada bapak Dosen atau sahabat-sahabat dan siapa saja yang dapat memberikan arahan dan bimbingan untuk penulisan selanjutnya.



Cianjur,   April 2011.
Penulis








DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii

BAB I       PENDAHULUAN
A. .. Latar Belakang............................................................................... 1
B. .. Tujuan Penulisan............................................................................ 2

BAB II      KAJIAN TEORI
A. .. Media Pembelajaran....................................................................... 3
B. .. Strategi Pembelajaran..................................................................... 6

BAB III    PEMBAHASAN.................................................................................. 8

BAB  IV   KESIMPULAN.................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 13
















BAB I
PENDAHULUAN

A.       Latar Belakang
Seperti telah kita pahami bahwa tugas utama guru ialah mengajar yang berarti membelajarkan siswa untuk mencapai tujuan tertentu atau kompetensi. Tujuan atau kompetensi tersebut telah dirumuskan dalam kurikulum yang berfungsi sebagai pedoman pelaksanaan proses pembelajaran. Yang menjadi persoalan adalah bagaimana melaksanakannya di dalam proses belajar mengajar atau proses pembelajaran agar tujuan atau kompetensi yang diharapkan tercapai. Dalam proses pembelajaran yang menjadi persoalan pokok ialah bagaimana memilih dan menggunakan media dan strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran menentukan jenis interaksi di dalam proses pembelajaran.
Selain itu tingkat keefektifan pembelajaran di sekolah dasar salah satunya dipengaruhi oleh kemampuan guru menerapkan asas kekonkretan dalam mengelola proses pembelajaran. Maksudnya, guru harus mampu menjadikan apa yang diajarkannya sebagai sesuatu yang konkret (nyata) sehingga mudah dipahami oleh siswa. Hal ini sesuai dengan tingkat perkembangan siswa usia sekolah dasar yang masih berada pada masa konkret. Untuk mewujudkan asas kekonkretan dalam pembelajaran di sekolah dasar dibutuhkan adanya media pembelajaran yang tepat.
Untuk itu judul dari makalah ini adalah “Media Pembelajaran sebagai pilihan dalam Strategi Pembelajaran” dan yang menjadi bahasannya adalah berbagai hal yang terkait dengan pengembangan media pembelajaran dalam proses pembelajaran yang menunjang strategi pembelajaran yang efektif di Sekolah Dasar.




B.        Tujuan Penulisan
Tujuan secara khusus penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Landasan Teknologi Pendidikan dengan kode MTP-515. Sedangkan tujuan secara umum untuk mengungkap mengenai media pembelajaran sebagai pilihan dalam strategi pembelajaran sehingga kami mendapat gambaran yang jelas dan lebih memahaminya yang akhirnya dapat kita terapkan dalam proses belajar mengajar sehari-hari sesuai dengan profesi yang kita jalani.























BAB II
KAJIAN TEORI

A.       Media Pembelajaran
Menurut Heinich, dkk. (1993) media merupakan alat saluran komunikasi. Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata “medium”yang secara harfiah berarti “perantara”, yaitu perantara sumber pesan (a source) dengan penerima pesan (a receiver). Heinich mencontohkan media ini, seperti film, televisi, diagram, bahan tercetak (printed materials), komputer, dan instruktur. Contoh media tersebut bisa dipertimbangkan sebagai, media pembelajaran jika membawa pesan-pesan (messages) dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Heinich juga mengaitkan hubungan antara media dengan pesan dan metode (methods) dalam proses pembelajaran yang digambarkan sebagai berikut.


 




                                             Metode

Gambar 1
Hubungan Media dengan Pesan dan Metode Pembelajaran

Bagan di atas menunjukan bahwa dalam proses pembelajaran itu terdapat pesan-pesan yang harus dikomunikasikan. Pesan tersebut biasanya merupakan isi dari suatu topik pembelajaran. Pesan-pesan tersebut disampaikan oleh guru kepada siswa melalui suatu media dengan menggunakan prosedur pembelajaran tertentu yang disebut metode.
Selain pengertian media yang telah diuraikan di atas, masih terdapat pengertian lain yang dikemukakan oleh beberapa ahli berikut ini.

1.      Teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan Pembelajaran (Schramm,1977)
2.      Sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti buku,  film, video, slide, dan sebagainya (Briggs, 1977)
3.      Sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang dengar,   termasuk teknologi perangkat kerasnya (NEA, 1969).

Dari beberapa pengertian diatas maka sudah dapat diperkirakan pentingnya peranan media dalam suatu proses pembelajaran. Kegiatan pembelajaran itu sendiri pada hakikatnya merupakan proses komunikasi. Dalam proses komunikasi, biasanya guru berperan sebagai komunikator (communicator) yang bertugas menyampaikan pesan/bahan ajar (messages) kepada siswa. Siswa dalam hal ini bertindak sebagai penerima pesan (communicant). Agar pesan atau bahan ajar yang disampaikan guru dapat diterima oleh siswa maka diperlukan wahana penyalur pesan, yaitu media pembelajaran. Apabila proses tersebut divisualisasikan akan tampak pada.


 



Gambar 2
Gambar 2.  Proses Komunikasi dalam Pembelajaran

Dalam sistem pembelajaran modern saat ini, siswa tidak hanya berperan sebagai komunikan atau penerima pesan, bisa saja siswa bertindak sebagai komunikator atau penyampai pesan. Dalam kondisi seperti itu maka terjadi apa yang disebut dengan komunikasi dua arah (two way traffic communicattion) bahkan komunikasi banyak arah (multy way traffic communication). Dalam bentuk komunikasi pembelajaran manapun sangat dibutuhkan peran media untuk lebih meningkatkan tingkat keefektifan pencapaian tujuan/kompetensi. Artinya, proses pembelajaran tersebut akan terjadi apabila ada komunikasi antara penerima pesan dengan sumber/ penyalur pesan lewat media tersebut. Menurut Berlo (1960), komunikasi tersebut akan efektif jika ditandai dengan adanya area of experience atau daerah pengalaman yang sama antara penyalur pesan dengan penerima pesan.
Gambar 3 memperlihatkan kepada kita bahwa media pembelajaran (M) dapat memperluas area of experience guru (G) sebagai sumber atau penyalur pesan dan siswa (S) sebagai penerima pesan. Daerah pengalaman atau area of experience pada gambar tersebut ditandai dengan bagian yang di arsir. Semakin meluas/melebar daerah pengalaman tersebut atau semakin mendekati kesamaan maka komunikasi pembelajaran semakin efektif. Namun, proses komunikasi tersebut baru terjadi setelah adanya reaksi atau balikan (B), dalam hal ini penerima pesan berubah fungsinya menjadi sumber pesan.
Media pembelajaran selalu terdiri atas dua unsur penting, yaitu unsur peralatan atau perangkat keras (hardware) dan unsur pesan yang dibawanya (message/software). Dengan demikian, perlu sekali Anda perhatikan bahwa media pembelajaran memerlukan peralatan untuk menyajikan pesan, namun yang terpenting bukanlah peralatan itu, tetapi pesan atau informasi belajar yang dibawakan oleh media tersebut.
Coba Anda perhatikan Gambar 4 berikut ini.


 



                                                         Gambar 4.
                                          Unsur-unsur Media Pembelajaran

Perangkat lunak (software) adalah informasi atau bahan ajar itu sendiri yang akan disampaikan kepada siswa, sedangkan perangkat keras (hardware) adalah sarana atau peralatan yang digunakan menyajikan pesan/bahan ajar tersebut. Untuk lebih jelasnya, sebaiknya perhatikan contoh sederhana berikut ini.
Pesawat televisi yang tidak mengandung pesan/bahan ajar belum bisa disebut media pembelajaran, itu hanya peralatan saja atau perangkat keras saja. Agar dapat disebut sebagai media pembelajaran maka pesawat televisi tersebut harus mengandung informasi atau pesan atau bahan ajar yang akan disampaikan. Ada pengecualian, apabila Anda menggunakan pesawat televisi sebagai alat peraga untuk menerangkan tentang komponen-komponen yang ada dalam pesawat televisi dan cara kerjanya maka pesawat televisi yang anda gunakan tersebut dapat berfungsi sebagai media pembelajaran.

B.        Strategi Pembelajaran
Pembelajaran merupakan terjemahan dari kata “intruction” yang dalam. Bahasa Yunani disebut intructus atau “intrruere” yang berarti menyampaikan pikiran, dengan demikian arti intruksional adalah menyampaikan pikiran, atau ide yang telah diolah secara bermakna melalui pembelajaran. Pengertian ini lebih mengarah kepada guru sebagai pelaku perubahan.
Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antarpeserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar (BSNP, 2006: 16).
Dalam pengertian lain, Pembelajaran disebut juga kegiatan pembelajaran (instruksional) adalah usaha mengelola lingkungan dengan sengaja agar seseorang membentuk diri secara positif tertentu dalam kondisi tertentu (Miarso, 2004: 528) Jadi inti dari pembelajaran adalah segala upaya yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses belajar pada diri peserta didik.
Strategi adalah ; a) ilmu siasat perang; b) siasat perang; c) bahasa pembicaraan akal (tipu muslihat) untuk mencapai suatu maksud atau tujuan tertentu (Moeliono, 1988: 859).  Maka strategi identik dengan teknik, siasat berperang, namun apabila digabungkan dengan kata pembelajaran (startegi pembelajaran) dapat dipahami sebagai suatu cara atau seperangkat cara atau teknik yang dilakukan dan ditempuh oleh seorang guru atau peserta didik dalam melakukan upaya terjadinya suatu perubahan tingkah laku atau sikap. Oleh karena itu, strategi pembelajaran merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan peserta didik agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien (Kemp,1995).
Di sisi lain, strategi pembelajaran adalah pendekatan menyeluruh pembelajaran dalam suatu sistem pembelajaran yang berupa pedoman umum dan kerangka kegitan untuk mencapai tujuan umum pembelajaran yang dijabarkan dari pandangan falsafah dan atau teori belajar tertentu (Miarso;2004:530).
Menurut Joni (1992/1993) bahwa strategi adalah ilmu atau kiat di dalam memanfaatkan segala sumber yang dimiliki dan atau yang dapat dikerahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Joni (1992/1993) juga mengemukakan bahwa yang menjadi acuan utama dalam penentuan strategi pembelajaran adalah tercapainya tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, segala kegiatan pembelajaran yang dilakukan yang tidak berorientasi pada pencapaian tujuan pembelajaran tidak dapat dikategorikan sebagai strategi pembelajaran.


BAB III
PEMBAHASAN

Ketika saya melakuan supervisi ke tiap kelas di sekolah yang saya pimpin, dalam suatu kelas, seorang guru laki-laki menunjukan sebuah gambar berukuran poster dihadapan murid-muridnya. Gambar tersebut adalah tentang peristiwa tawuran antar pelajar. Di dalamnya tampak seorang anak terkapar berlumuran darah karena terkena lemparan batu sementara teman-temannya yang lain sedang baku hantam dengan anak-anak dari sekolah lain. Pak guru menuturkan peristiwa tawuran dan akibat-akibatnya yang merugikan, sambil memperlihatkan gambar tersebut di depan murid-muridnya. Anak-anak memperhatikan dengan seksama gambar tersebut seolah hanyut dalam cerita pak guru. Mereka bukan hanya mendengar cerita, tetapi seakan-akan merasakan penderitaan anak yang terkapar tadi.
Di kelas lain, seorang guru wanita menunjukkan sebuah gambar berbagai aneka hewan berdasarkan proses perkembangbiaknya. Gambar tersebut berukuran sebesar poster. Tampaknya ia mengambil gambar-gambarnya dari majalah dan menempelkannya pada sebuah karton. Ia ingin memperlihatkan kepada murid-muridnya berbagai macam hewan berdasarkan perkembangbiakannya yang tengah mereka pelajari. Dengan melihat gambar tersebut, anak-anak tidak hanya membayangkan apa yang dijelaskan bu guru, tetapi mereka dapat langsung melihat objeknya melihat gambar. Hal ini akan menghindarkan kesalahan persepsi pada murid-murid.
Di hari yang lain seorang guru merancang pembelajarannya sebagai berikut.

Tujuan Pembelajarnnya   : “Siswa dapat menjelaskan ciri-ciri makhluk hidup”
Bahan Pelajaran               : Konsep Makhluk Hidup.
Rumusan Konsep            : Makhluk hidup adalah makhluk yang memerlukan  
                                            makanan, bergerak, tumbuh, berkembangbiak, dan
                                            bernafas. 

Proses Pembelajaran   :
a.     Mula-mula guru menuliskan rumusan konsep tersebut di papan tulis.
b.     Siswa diminta mengindentifikasi atribut-atributnya, yaitu memerlukan makan, bergerak, tumbuh, berkembangbiak, dan bernafas. Setiap atribut yang 
        dikemukakaan siswa ditulis di papan tulis (di bawah rumusan konsep).
c.     Siswa diminta menjelaskan tiap atribut dengan menggunakan berbagai contoh. Guru melengkapi atau menjelaskan lebih jauh pendapat siswa dengan
        menggunakan media pembelajaran.
d.    Lalu siswa diminta mengidentifikasikan jenis-jenis makhluk hidup dan atribut-atributnya.
Dan di akhir pembelajaran setelah melakukan evaluasi ternyata tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan tercapai.
Adapun di kelas yang lain seorang guru sedang melakukan proses pembelajaran dengan langkah-langkah kegiatan pembelajaran sebagai berikut.
a.          Siswa diminta untuk mengidentifikasi benda-benda yang ada di sekitarnya.
b.         Siswa diminta untuk menuliskan nama benda-benda tersebut di papan tulis sesuai dengan wujud benda.
c.          Siswa diminta untuk mengelompokkan benda-benda tersebut ke dalam kelompok benda padat, cair, dan gas. Apabila ada siswa yang salah dalam mengelompokkan benda-benda tersebut, guru dapat meminta siswa lain untuk membetulkannya.
d.         Siswa diminta untuk menuliskan jenis-jenis wujud benda.

Lain lagi dengan guru di kelas IV beliau mengajarkan mata pelajaran Pengetahuan Sosial dengan rencana pembelajarannya sebagai berikut.

Tujuan Pembelajaran    :    Siswa dapat menguraikan manfaat muka bumi di wilayah Indonesia yang terdiri dari daratan, pantai, dataran rendah, dataran tinggi, dan peraiaran.
Bahan Pembelajaran     :    Wilayah Negara Indonesia.


Proses Pembelajaran     :   
Sebelum pembelajaran berlangsung, guru telah mempelajari materi pelajaran dari berbagai sumber yang ada, kemudian membuat rangkuman antara lain :
a.          Guru menjelaskan materi pelajaran secara rinci kepada siswa. Pada saat menjelaskan, sebaiknya guru menggunakan alat peraga. Setelah selesai menjelaskan, guru melaksanakan tanya jawab untuk mengetahui pemahaman  siswa terhadap penjelasan yang diberikan.
b.         Siswa di bawah bimbingan guru menyimpulkan materi pelajaran tersebut.
c.          Siswa diminta mencatat materi pelajaran dan atau mempelajarinya kembali di rumah masing-masing.
Sementara  guru kelas V dalam mengajarkan mata pelajaran Matematika yang diarahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran: “Siswa dapat menentukan keliling lingkaran yang telah diketahui garis dengan menggunakan rumus keliling lingkaran”. Materi pelajaran yang sesuai dengan tujuan tersebut adalah “Rumus mencari Keliling Lingkaran”.
Proses pembelajaran yang terjadi adalah sebagai berikut :
a.         Seorang atau dua orang siswa diminta mengukur keliling sebuah lingkaran yang terbuat dari bambu, yang telah disiapkan guru dan disaksikan oleh teman-teman.
b.         Siswa tersebut diminta menuliskan hasil pengukurannya pada papan tulis (umpamanya 154 cm). Kegiatan seperti ini, jika diperlukan, dapat dilakukan kembali oleh siswa atau kelompok siswa lain (untuk lebih meyakinkan hasilnya).
c.         Siswa atau kelompok siswa lain diminta mengukur garis tengah lingkaran tadi dan menuliskan hasil pengukurannya pada papan tulis (umpamanya: 49 cm). Kegiatan ini pun bila diperlukan dapat dilakukan kembali oleh siswa atau kelompok siswa lain.
d.        Semua siswa diminta membagi bilangan 154 dengan bilangan 49. Hasil yang diperoleh adalah 3,14. Dengan demikian siswa menemukan rumus mencari keliling lingkaran ialah :
e.         Siswa diberi tugas menentukan keliling sebuah lingkaran yang lain yang telah  diketahui garis tengahnya (umpamanya : 14 cm).
Dari contoh tersebut siswa tidak hanya dapat menentukan keliling lingkaran yang telah diketahui garis tengahnya, tetapi juga mereka memahami betul mengapa rumus mencari keliling lingkaran = . Hal ini dapat terjadi karena siswa sendiri yang “menemukannya” bukan “disuapi” oleh guru.
Dari beberapa ilustrasi suasana belajar di atas, menunjukkan kepada kita bahwa media dapat membantu proses belajar mengajar. Pada ilustrasi pertama, perasaan anak-anak ikut hanyut dalam cerita pak guru mengenai penderitaan seorang anak korban tawuran. Jadi, dalam hal ini gambar dapat mempengaruhi perasaan bagi yang melihatnya apalagi ditambah cerita tentang gambar tersebut. Pada ilustrasi kedua anak-anak dapat melihat contoh konkret dari apa yang dijelaskan bu guru mengenai bermacam-macam hewan berdasarkan perkembangbiakannya. Dengan demikian gambar seolah-olah dapat mewakili benda yang sebenarnya. Begitu juga pada ilustrasi lainnya dengan Media Pembelajaran sebagai pilihan dalam Strategi Pembelajaran tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan efektif dan menyenangkan bagi siswa.
Dari ilustrasi di atas kita juga dapat pelajari bahwa media walaupun berupa gambar dapat dibuat dengan berbagai macam-macam cara, tergantung dari kebutuhan dan kreativitas guru sebagai pilihan dalam strategi pembelajaran.
Dari ilustrasi tadi juga jelas terlihat fungsi utama media pembelajaran, yaitu sebagai sarana bantu untuk mewujudkan situasi pembelajaran yang lebih efektif. Dengan fungsi itu, media pembelajaran harus dijadikan bagian integral dari keseluruhan proses pembelajaran itu sendiri. Dalam penggunaannya harus relevan dengan tujuan/kompetensi yang ingin dicapai dan bahan ajar, tidak diperkenankan menggunakannya hanya sekadar untuk permainan atau memancing perhatian siswa semata. Fungsi lain yaitu untuk mempercepat proses belajar sehingga diharapkan dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan mengurangi verbalisme (salah penafsiran).

BAB  IV
KESIMPULAN

Media pembelajaran pada hakikatnya merupakan saluran atau jembatan dari pesan-pesan pembelajaran (messages) yang disampaikan oleh sumber pesan (guru) kepada penerima pesan (siswa) dengan maksud agar pesan-pesan tersebut dapat diserap dengan cepat dan tepat sesuai dengan tujuannya.
Pemahaman terhadap konsep media pembelajaran tidak terbatas hanya kepada peralatan (hardware), tetapi yang lebih utama yaitu pesan atau informasi (software) yang disajikan melalui peralatan tersebut. Dengan demikian, konsep media pembelajaran itu mengandung pengertian adanya peralatan dan pesan yang disampaikannya dalam satu kesatuan yang utuh.
Fungsi utama media pembelajaran, yaitu sebagai sarana bantu untuk mewujudkan situasi pembelajaran yang lebih efektif. Dengan fungsi itu, media pembelajaran harus dijadikan bagian integral dari keseluruhan proses pembelajaran itu sendiri. Dalam penggunaannya harus relevan dengan tujuan/kompetensi yang ingin dicapai dan bahan ajar, tidak diperkenankan menggunakannya hanya sekadar untuk permainan atau memancing perhatian siswa semata. Fungsi lain yaitu untuk mempercepat proses belajar sehingga diharapkan dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan mengurangi verbalisme (salah penafsiran).








DAFTAR PUSTAKA

Miarso,         Yusufhadi. (2004). Menyemai benih Teknologi Pendidikan. Jakarta Pustekkom Diknas bekerjasama dengan Kencana

Bambang      Warsita. (2008). Teknologi Pembelajaran dan aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Nana  Sudjana dan  Ahmad  Rifai. (1990). Media Pengajaran. Bandung:  Sinar Baru.

Oemar  Hamalik. (1986). Media Pendidikan. Bandung: Alumni.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar